sejarah pramuka
Sejarah kepanduan telah
berlangsung lebih dari satu abad, dimulai padaperalihan abad 19-20. Pelopornya
tidak lain adalah Bapak Pandu sedunia, Lord Baden Powell. Kecintaan
Powell terhadap aktivitas luar ruang terbentuk sejak kecil. Dilahirkan tanggal 22 Februari 1857,di LONDON Robert Baden-Powell mempunyai Sembilan
saudara. Masa kecilnya dihabiskan dengan banyak bermain di hutan kecil di
samping sekolahnya. Powell terkenal sebagai anak yang serba bisa. Selain
keterampilannya pada aktivitas outdoor, Powell juga piawai dalam hal
melukis, melawak, menyanyi, dan menjadi aktor drama. Tetapi, Powell
memang pada dasarnya jauh lebih suka aktivitas outdoor ketimbang belajar dalam
kelas. Ia akhirnya gagal masuk perguruan tinggi bergengsi Universitas Oxford,
dan sebaliknya berhasil cemerlang masuk dalam jajaran militer.
Kariernya dalam dunia militer melejit pesat. Ia melanglang buana ke banyak negeri dan mengasah keterampilan mengintai dan mencari jalan. Pengetahuannya di bidang tersebut dituangkannya dalam beberapa buku terlaris seperti Reconaissance and Scouting; Aids to Scouting; Boy Scouts, a Suggestion; Boy Scout Scheme; Scouting for Boys; dan Girl Guiding. Di samping itu, ia menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang kurang pengalaman lapangan. Peserta yang lulus dari pelatihan ini memperoleh lencana Fleur-de-Lys yang simbolnya digunakan sebagai lambang organsiasi pandu di kemudian hari. Selain itu, keberhasilan militernya yang paling menonjol adalah mempertahankan kota Mafeking dari serangan militer kaum Boer yang berkekuatan tiga kali lipat dalam perang Boer di Afrika Selatan.
Saat mempertahankan kota Mafeking inilah, Powell semakin memperhatikan kehidupan para anak dan remaja. Mereka tampak bosan bila hanya mengurung diri di dalam rumah. Powell, menrancang aktivitas outdoor bagi para anak dan remaja ini bahkan melibatkan mereka sebagai penolong dalam beberapa aktivitas militer. Perhatian terhadap kehidupan anak dan remaja terus dibawanya ketika ia kembali ke Inggris.
Kariernya dalam dunia militer melejit pesat. Ia melanglang buana ke banyak negeri dan mengasah keterampilan mengintai dan mencari jalan. Pengetahuannya di bidang tersebut dituangkannya dalam beberapa buku terlaris seperti Reconaissance and Scouting; Aids to Scouting; Boy Scouts, a Suggestion; Boy Scout Scheme; Scouting for Boys; dan Girl Guiding. Di samping itu, ia menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang kurang pengalaman lapangan. Peserta yang lulus dari pelatihan ini memperoleh lencana Fleur-de-Lys yang simbolnya digunakan sebagai lambang organsiasi pandu di kemudian hari. Selain itu, keberhasilan militernya yang paling menonjol adalah mempertahankan kota Mafeking dari serangan militer kaum Boer yang berkekuatan tiga kali lipat dalam perang Boer di Afrika Selatan.
Saat mempertahankan kota Mafeking inilah, Powell semakin memperhatikan kehidupan para anak dan remaja. Mereka tampak bosan bila hanya mengurung diri di dalam rumah. Powell, menrancang aktivitas outdoor bagi para anak dan remaja ini bahkan melibatkan mereka sebagai penolong dalam beberapa aktivitas militer. Perhatian terhadap kehidupan anak dan remaja terus dibawanya ketika ia kembali ke Inggris.
Tanpa ada kegiatan positif, generasi muda Inggris semakin kacau hidupnya. Impian Powell adalah agar para anak dan remaja bisa menyalurkan energi mereka ke dalam kegiatan outdoor yang positif sehingga mereka tidak salah arah.
Impiannya ini dikerjakannya dengan sangat tekun dan bersemangat. Ketekunan dan semangat yang luar biasa mengejar impian mulia ini membuat banyak orang tertular dan dengan senang hati bekerja sama membantu Powell mewujudkan impiannya. Mungkin akibat ketekunan yang berlebihan ini, Powell terlambat menikah. Ia baru menikah dengan Olave St. Clair Soames pada usia 54 tahun. Keberhasilannya memelopori dan membesarkan gerakan pramuka membuatnya memperoleh hadiah prestisius: Carnegie Prize. Ia wafat pada usia tua (83 tahun) di Nyeri,Kenya.Afrika pada tanggal 8 Januari 1941
Memiliki impian mulia, ketekunan dan semangat mewujudkan impian itu, mendayagunakan keterampilan yang dimiliki, serta bekerja sama dengan banyak orang, tampaknya faktor-faktor itulah yang menjadi kunci keberhasilan Lord Baden-Powell yang layak ditiru oleh Generasi Muda.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura,
seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian
dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti
Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa.
Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur
dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia
berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang
buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan
inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur
dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur
dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun
juga.
4. Nyiur
tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di
Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita
yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak
mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur
tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan
keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan
yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya
untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur
adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.
Penggunaan
Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan
nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan
meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada
lambang gerakan pramuka tersebut.
Gambar lambang gerakan pramuka
Bidang Tali
Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul
dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya.
Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara
tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul
dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung
tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa
pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan
benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup
besar
Untuk gambar macam-macam simpul dapat
dilihat di bawah ini
Macam Ikatan
dan Kegunaannya
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu
atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai
suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga
yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang
supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau
benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada
sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali.
Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga
dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat
binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga
untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi
setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
Contoh pionering
Menara Pandang
Sebelum Mempraktekan betulan membuat menara pandang, sebaiknya anda membuat maket/ menara pandang mini. Hal tersebut mengajarkan bahwa sebelum kita membuat/ membangun suatu bangunan besar atau gedung sebaiknya merancang dalam bentuk kecil/ maket.
Tentu saja untuk membuat menara pandang ini
dibutuhkan bambu yang sudah dipersiapkan dengan ukuran kecil dan benang kasur
secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau ikatannya tentunya anda bisa melihat di
bab pionering. Membuat menara pandang termasuk salah satu kegiatan ketrampilan
pionering
Penggunaan dan arti warna Merah Putih di bumi Indonesia Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya.
Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama mencerirakan tentang digunakannya warna Merah Putih dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M.
Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja yang menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta raja puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah. Atas dasar uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih merupakan warna yang dimuliakan.
Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat ambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih Hitam. Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu-Minangkabau dalam abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-1347).
Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah)
Warna Putih = warna agama (alim ulama)
Warna Hitam = warna adapt Minangkabau (penghulu
adat)
Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula Kelapa. Warna Merah Putih disebut Gula Kepala tidak berarti “Merah” lambing gula dan “Putih” lambing buah nyiur yang telah dikupas. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bemdera Merah Putih peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat tanah Jawa yang bernama babab Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan bahwa Ketika Sultan Ageng berperang melawan negri Pati. Tentaranya bernaung di bawah bendera Merah Putih “Gula Kelapa”. Sultan Ageng memerintah tahun 1613-1645.
Juga di bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang berwarna Merah Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagainya meskipun sering dicampuri gambar-gambar lain.
Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambing
keberanian, kewiraan sedangkan
warna Putih merupakan lambing kesucian.
MERAH PUTIH DALAM ABAD XX
a
Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX
sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922 Perhimpunan
Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dengan kepala
banteng ditengah-tengahnya.
Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama majalah yang diterbitkan.
Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama majalah yang diterbitkan.
Pada tahun 1924
Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923 untuk memperingati
hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku peringatan itu
bergambar bendera Merah Putih kepala banteng.
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih kepala banteng.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera ,erah Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggers Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
SANG SAKA MERAH PUTIH DI BUMI INDONESIA MERDEKA
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih kepala banteng.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera ,erah Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggers Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
SANG SAKA MERAH PUTIH DI BUMI INDONESIA MERDEKA
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan
Bung Hatta bertempat di Pegangsaan Timur 56 (JL.Proklamasi) Jakarta, atas nama
bangsa Indonesia. Sesaat kemudian bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan di
gedung Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Bendera Merah Putih berkibar ntuk pertama
kalinya di bumi Indonesia Merdeka.
i.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan siding
yang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang
kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
ii.
Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia
ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35
ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Denagn
demikian itu, sejak ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera
kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan ditetapkannya UUD
1945 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih, maka serntak seluruh rakyat
Indonesia dan pemuda Indonesia, menegakkan, mengibarkan dan mempertahankan Sang
Merah Putih di bumi Indonesia. Pertempuran-pertempuran dengan serdadu colonial
Belanda yang didukung oleh tentara sekutu berkobar di seluruh Indonesia. Ribuan
rakyat dan pemuda Indonesia gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan
kemerdekaan Sang Merah Putih. Karena pengorbanan mereka kini Sang Merah Putih
tegak berkibar dibumi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan
berlandaskan Pancasila.
b
Sang Merah Putih dikibarkan pada Hari Proklamasi tanggal 17
Agustus 45 di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakartadisebut Bendera Pusaka. Bendera
Pusaka itu selalu dikibarkan di tiang yang tingginya 17 m di depan Istana
Merdeka Jakarta pada tiap perayaan peringatan Hari Prokalamasi Kemerdekaan.
Mulai tahun 1969 Bndera Pusaka itu tidak lagi
dapat dikibarkan karena sudah tua. Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang
dibuat dari sutera alam Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara colonial Belanda menduduki Ibukota Negara Republik Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara colonial Belanda menduduki Ibukota Negara Republik Indonesia.
BARIS BERBARIS
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada
dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk
baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan
Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara
yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.
Apa itu Baris Baerbaris ?
- Baris Berbaris
a.
Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan
fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud
dan tujuan
1) Guna
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung
jawab.
2) Yang
dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang
dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang
dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang
dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah
melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
- Aba-aba
a.
Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang
diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya
pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam
aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba
petunjuk
2) Aba-aba
peringatan
3) Aba-aba
pelaksanaan
1. Aba-aba
petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada
Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk
amanat-istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba
peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang
kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b)
Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba
pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK:
adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap
-GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang
kanan -GERAK
b. JALAN:
adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri - JALAN
-dua
langkah ke depan -JALAN
-satu
langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu
tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan
–MAJU
Contoh:
-maju -
JALAN
-haluan
kanan/kiri - JALAN
-hadap
kanan/kiri maju - JALAN
-melintang
kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang
istilah: “maju”
Pada
dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
Pasukan
yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Misalnya:
Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Balik
kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan
aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap
pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan
aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba :
“henti”
Pada dasarnya aba-aba
peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak,
namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke
depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud
aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI :
adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh:
-hitung
-MULAI
-tiga
bersaf kumpul -MULAI
4. Cara
memberi aba-aba
a) Waktu
memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap
pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila
aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat
pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada
Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada
waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c) Pada
taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada
taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba
diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba
petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba
pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara
aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h) Bila
pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh:
Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Morse sebenarnya nama
orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling
berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima
untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Suara, yaitu dengan
menggunakan peluit
2. Sinar yaitu dengan
menggunakan senter
3. Tulisan yaitu dengan
menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4. Bendera yaitu dengan
bendera morse.
Berikut ini adalah kode
morse yang telah disepakati bersama.
Trik cepat hapal morse
|
Kadang kita kesulitan
menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba
Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal
morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas
terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2. Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinya huruf E.
2. Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinya huruf E.
Contoh lain : ( dibaca
dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. )
Berarti huruf H.
Contoh lagi :
hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf
G
5. Ingat blok sebelah
kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali
dengan blok strip ( Hitam ).
Selamat mencoba,
beritahukan teman-temanmu dan ajaklah belajar morse bersama.
1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha esa
Pengertian
Takwa
Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang
sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang
berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan,
perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup
ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Maha esa,
yaitu:
1. Bertahan
terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.
2. Taat
melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat
serta seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung
itu,
Tuhan
Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan
baaik berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi,
maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan
kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.
Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara
mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala
sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia
tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia
mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
Esa=
satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat
dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu
atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi
dan dibandingkan. “Tiada Tuhan selain Allah”.Berbicara tentang pengertian
taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral,
budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh
jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap
sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir.Akhlak terhadap Tuhan
Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap
Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa
mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi
pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup
berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah,
tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan
lain-lainnya. Akhalak terhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan
kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama
akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka
memelihara, beradab, dan sebagainya.
Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri
kemanusiaan. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri,
berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur,
sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa,
dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang
luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena
falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah
iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan
diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita
berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah
lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan
haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh
llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka
hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini,
tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk
melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan
Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai
dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah
terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran
agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah
dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan
bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa,
sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
2. Darma kedua:
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang
terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah
bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini
dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa
dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh
ciptaana-NYa. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta
kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang
kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga
dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut
merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi
kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah
pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan
menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau,
serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
b. Pelaksanaan
dalam hidup sehari-hari.
1. Membawa
peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai
jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2. Begitu
pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan
sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga
memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan
diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita
kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu
membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai
orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara
dengan Pramuka sedunia.
Siapa pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan
timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat
menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci,
marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari
keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
.
3. Darma Ketiga
: Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara
Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan
siap siaga membela tanah airnya. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan
menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat
bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. Ksatria adalah orang yang gagah
berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani
dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan
kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga
Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah
airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam
Hidup Sehari-hari
-
Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk: menghormati dan
memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan -lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
-
mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti
kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
-
Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
-
Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
-
Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
-
Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi.
Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
-
Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang
benar.
-
Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma
keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
a. Pengertian
1. .Patuh
berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
2. Musyawarah
adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang
yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri.
Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik
dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk
organisasi.
3. Darma
adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang
ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa,
sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
5. Darma
kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
1. Rela atau
ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi
(tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk
kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang
ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan
masalah seta tantangan yang dihadapi.
2. Tabah atau
ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa
menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan
tidak ragu.
3. Darma ini
adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup sehari-hari
1.
Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2.
Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
3.
Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
4.
Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat..
6. Darma keenam
: Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
1. Rajin
Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan
mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca,
menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam
mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong
anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha
dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib
melaksanakan tugas.
2. Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3. Gembira
Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang
baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang
lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi.
Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya
untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa
tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal
yang positip dan optimistis. Sikap positip, optimis ini diperoleh dengan laku
yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan
senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4.
Rajin Terampil, dan gembira perlu selalu
diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-haari
1. Rajin
a. Biasakan
membaca buku yang baik.
b. Biasakan
untuk membuaat karya tulis.
c. Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
d. Tentukan
jadwal harian yang tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
e. Atur
kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan
Pramuka.
f. Membiasakan
untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2. Bekerja
a. Jelaskan
bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang
baik dan berguna.
b. Biasakan
bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
c. Jangan
terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
d. Hargai dan
atonjolkan suatu prestasi kerja.
e. Berikan
beban dan tugas yang terus berkembang.
f. Berusaha
untuk bekerja dengan rencana.
g. Bergembiralah
dalam tiap usaha.
h. Selesaikan
setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3. Terampil
a. Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
b. Latih
terus-menerus.
c. Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
d. Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
e. Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
f. Laksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
.
7. Darma ketujuh:
Hermat, cermat, dan bersahaja
a. Pengertian
1) Hemat
a. Hemat
bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka
melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.
b. Secara
rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari
keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang,
mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat
bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan
usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.
c. Secara
material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga
usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan
ornag lain.
2)
Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan melalui proses
berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat.
Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan. Ia harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan
terencana dan yang bermanfaat.
3)
Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan
yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan
penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup
dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag
lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja
juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
-
.Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan
dan sebagainya.
-
Tidak ceroboh.
-
Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak
dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
-
Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
-
Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
-
Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan
di dalam pelaksanaannya.
-
Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
-
Pengguna air tidak terbuang percuma.
-
Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
-
Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
-
Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
-
Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
-
Membiasakan untuk menabung
-
Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
8. Darma
kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
.
a. Pengertian
1. Disiplin
dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau
ketentuan dan peraturan.
2. Dalam
pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
3. Berani
adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah
dan tantangan.
4. Setia
berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
5. Dengan
demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah,
ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani
berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-haaaari
1. Berusaha
untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
2. Mentaati
peraaturan.
3. Menjalani
ajaran dari ibadah agama,
4. Belajaaar
untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5. Patuh
dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat
dipercaya
a. Pengertian
dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1. .Yang
dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
a. Segala
sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
b. Segala
sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
c. Pramuka
harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau
sulit dilaksanakannya,
d. Seorang
Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang
dicari-cari, Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab
yang besar kepadanya.
2.
Yang
dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik
perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
Misalnya:
a. Dapat
dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap
anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan
lain-lain.
b. Pramuka
dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang
dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
c. Apabila ia
ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti
akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d. Dalam
kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa
ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang
tahu atau yang mengawasinya.
e.
Selalu menepati waktu yang sudah
ditentukan, Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang
dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma
kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
1. Seorang
Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya
sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2. Suci dalam
pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu
pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran
ke arah yang tidak baik.
3. Suci dalam
perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat
dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.
4. Suci dalam
peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka
itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan
Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5. Dengan
selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan
pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu
memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi
manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi
pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
1. Seorang
Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan
tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang
Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan
diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang
tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
3. Seorang
Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan
diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat.
4. Setiap
Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu
beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan
Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
SALAM PRAMUKA
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu
ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan
adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna
dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau
tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
.
Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi.
.
.
Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
·
Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
·
Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
·
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar,
para menteri dan pejabat lainnya.
TANDA PENGENAL PRAMUKA
Macam-macam Tanda Pengenal
.
Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, baik putra maupun putri.
.
Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda WOSM.
Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda WOSM.
.
Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota
Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
.
Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan
Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
.
Macamnya : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Macamnya : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
.
Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap,
tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya : Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda
keahlian lain bagi orang dewasa.
Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi
Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
.
Macamnya :
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
KODE KEHORMATAN
1.
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya
dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode
Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Kode
Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah:
a. Janji yang
diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah
memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. Tindakan
pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
c. Titik
tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental,
moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
3. Kode
Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah:
a. Alat
proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti
luhur.
b. Upaya
memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan
menjadi anggota.
c. Landasan
gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang
kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
d. Kode Etik
Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
4. Kode
Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi
sikap, tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam hidup dan kehidupan
berorganisasi.
5. Kode
Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan
usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.
MATERI PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
Raimuna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Gladian Pimpinan Satuan
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin
Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan
Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan
kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau
kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan
Dianpinsat bila dipandang perlu.
Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
Perkemahan
Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk
perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut
serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua
jajaran kwartir secara reguler,
khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan
pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan
maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi
anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki
tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan
Karya Pramuka.
Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Latihan Pengembangan Kepemimpinan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat
ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu
menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
Latihan Pengelola Dewan Kerja
Latihan Pengelola Dewan Kerja
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga
para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan
efisien.
Kursus Instruktur Muda
Kursus Instruktur Muda
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan
potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk
mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan
Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
Penataran, Seminar, dan Lokakarya
Penataran, Seminar, dan Lokakarya
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan
masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan
Pramuka.
Sidang Paripurna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu
tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan
bahan pada musyawarah kwartirnya.
PENEGAK DALAM PRAMUKA
Penegak Bantara
Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU
bagian Penegak Bantara dan mentaati adat istiadat Ambalan. Perpindahan dari
Calon Penegak menjadi Penegak Bantara dilaksanakan dengan upacara pelantikan
yang bersangkutan degan mengucapkan janji Tri Satya dengan sukarela dan memakai
tanda tingkatan untuk Penegak Bantara.
Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan untuk membaktikan diri kepada masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.
Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah Penegak yang telah memenuhi SKU bagi
Penegak Laksana dan mentaati adat Ambalan. Perpindahan dari Penegak Bantara
menjadi Penegak Laksana dilaksanakan dengan upacara Kenaikan Tingkat dengan
mengucapkan janji Tri Satya denga sukarela dan erhak memakai tanda tingkat
Penegak Laksana.
TANDA SANGGA PENEGAK
1) nama tahap perjuangan bangsa Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir.
2) angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar berwarna kuning.
3) gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri).
4) gambar lain yang diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
SKU UNTUK PRAMUKA GOLONGAN PENEGAK
Pt. 15. Untuk mencapai tingkat Penegak
Bantara, calon Penegak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan aktif mengikuti latihan
Ambalan Penegak.
2. Telah mempelajari dan menyetujui
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
3. Mengerti dan bersungguh-sungguh
mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari.
4. Dapat memberi salam Pramuka dan tahu
maksud dan penggunannya.
5. Tahu tanda-tanda pengenal dalam
Gerakan Pramuka.
6. Tahu struktur organisasi dan Gerakan
Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
7. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka.
8. Tahu arti Pancasila.
9. Tahu sejarah dan arti kiasan
warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, serta dapat mengibarkan dan
menurunkannya dalam upacara.
10. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap
yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada
suatu upacara.
11. Tahu arti lambang Negara Republik
Indonesia.
12. Biasa berbahasa Indonesia di waktu
mengikuti pertemuan-pertemuan Penegak.
13. Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda.
14. Tahu perjuangan bangsa Indonesia dan
rencana pembangunan Pemerintah.
15. Tahu susunan Pemerintah Republik
Indonesia dari Pusat sampai ke Desa.
16. Dapat berbaris.
17. Selalu berpakaian rapi, meme;ihara
kesehatan badan, dan memelihara kebersihan lingkungannya.
18. Tahu pentingnya bahan-bahan makanan
yang bernilai gizi, dan dapat memasak makanan di perkemahan untuk sedikitnya 5
orang.
19. Tahu tentang penyakit-penyakit
rakyat yang terpenting, dan tentang cara-cara pencegahannya.
20. Melakukan salah satu cabang olahraga
atletik atau salah satu cabang olahraga renang.
21. Tahu adat sopan santun pergaulan
Indonesia.
22. Memiliki buku Tabanas.
23. Setia membayar uang iuran kepada
Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya
sendiri.
24. Menguasai suatu keterampilan di
bidang pertanian, bidang industri, atau bidang lain yang dipilihnya sendiri,
tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya.
25. Dapat membaca jam dan menggunakan
kompas.
26. Sudah pernah berkemah
sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut.
27. Pernah ikut serta kerjabakti
gotongroyong yang ditugaskan oleh Pembinanya.
28. a. Untuk Penegak yang beragama Islam
:
(1) Dapat mengucap Kalimat Syahadat dan
tahu artinya.
(2) Mengerti Rukun Iman dan Rukun Islam.
(3) Melakukan sholat berjama’ah.
(4) Tahu riwayat Nabi Muhammad saw.
b. Untuk Penegak yang beragama Katholik
:
Tahu sakramen Permandian, sakramen Penguatan, sakramen Maha Kudus,
sakramen Pengakuan Dosa (Tobat).
c. Untuk Penegak yang beragama Protestan
:
(1) Dapat dengan hafal menyanyikan 4
nyanyian Kristen.
(2) Dapat mengucap do’a sederhana pada
kesempatan tertentu.
(3) Bersedia memimpin kelompok
mempelajari Alkitab.
(4) Mengetahui sekedar
peraturan-peraturan Gereja.
d. Untuk Penegak yang beragama Hindu :
(1) Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan
Penggalang di bidang pendidikan agama Hindu.
(2) Tahu arti Wiweka, Sastra, Aksara,
dan mengerti arti Tat Twam Asi.
e. Untuk Penegak yang beragama Budha :
(1) Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan
Penggalang di bidang pendidikan agama Budha.
(2) Mengerti dan dapat menyanyikan Parita-parita tersebut dalam
SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan Penegak.
Pt. 16. Untuk mencapai tingkat Penegak
Laksana, seorang Pramuka Penegak Bantara harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Rajin dan aktif mengikuti
pertemuan-pertemuan Ambalan sebagai Penegak Bantara.
2. Dapat memberi penjelasan tentang Dasa
Darma dan Tri Satya.
3. Tahu sejarah pendidikan kepramukaan
di Indonesia, dan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.
4. Tahu tentang gerakan kepramukaan
sedunia, dan tentang cita-cita persaudaraan Pramuka sedunia.
5. Mengetahui tentang Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan tentang beberapa badan yang terdapat dalam organisasi itu.
6. Bersungguh-sungguh mengamalkan
Pancasila.
7. Dapat dengan hafal menyanyikan
lagu-lagu di mika orang banyak sedikitnya lagu-lagu yang disyaratkan untuk SKU
tingkat Penggalang Rakit.
8. Tahu tentang upacara-upacara adat di
daerahnya ; misalnya upacara perkawinan, khitanan, penerimaan tamu terhormat,
dll.
9. Tahu cara merawat dan mengebumikan
jenazah.
10. Dapat memimpin barisan Pramuka.
11. Dapat memberi pertolongan pertama
pada kecelakaan.
12. Jika di tempat tinggalnya ada
pesawat telepon, dapat menggunakannya secara baik.
13. Melakukan salah satu cabang olahraga
atletik atau salah satu cabang olahraga renang, dan melakukan salah satu cabang
olahraga lain lagi serta tahu peraturan permainannya.
14. a. Untuk puteri : Mengurus suatu
rumah tangga selama 2 hari berturut-turut.
b. Untuk putera : Berjalan kaki selama 2
hari berturut-turut.
15. Dapat menampilkan satu macam
kegiatan seni budaya di hadapan Pramuka-Pramuka atau di hadapam
penonton-penonton lain.
16. Menjalankan suatu proyek produktif
di bidang pertanian, bidang industri atau di bidang lain, secara perorangan
atau bersama-sama orang lain, dan dapat memperlihatkan hasil karyanya.
17. Mengadakan peninjauan di wilayah
kelurahan tempat tinggalnya untuk mempelajari masalah-masalah pembangunan,
membuat laporan peninjauannya, lengkap disertai kesimpulan-kesimpulan dan
saran-saran.
18. Sekurang-kurangnya 2 kali pernah
ikut serta kerja bakti gotongroyong yang ditugaskan oleh Pembinanya, di
sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadat, atau di tempat lain; dan pernah
membantu lembaga seperti PMI, LSD, Bimas, PKK, Karang Taruna, atau lain
sebagainya.
19. Dapat merencanakan, mempersiapkan,
serta memimpin rapat, dan dapat membuat risalah rapat.
20. a. Memiliki buku Tabanas, dan sudah
menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya
8 minggu sejak menjadi Penegak Bantara, dan sebagian daripada uang itu
diperoleh dari usahanya sendiri.
b. Untuk putera : Berjalan kaki selama 2
hari berturut-turut.
21. Setia membayar uang iuran kepada
Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya diperolehnya dari usahanya sendiri.
22. Pernah membantu dalam menjalankan
administrasi keuangan Gugusdepannya, atau administrasi keuangan lainnya.
23. Membantu Pembina Siaga atau Pembina
Penggalang dalam membina para Pramuka di Perindukan Siaga atau Pasukan
Penggalang.
24. Memiliki sedikitnya satu Tanda
Kecakapan Khusus
25. a. Untuk Penegak yang beragama Islam
:
(1) Tahu syarat-syarat, rukun-rukun, dan
yang membatalkan sholat, serta melakukan sholat sehari-hari.
(2) Mengetahui riwayat Nabi Muhammad
saw.
b. Untuk Penegak yang beragama Katholik
:
(1) Dapat memimpin do’a dan bernyanyi bersama.
(2) Dapat menolong orang sakit secara rokhaniah (sakramen orang
sakit)
(3) Memahami arti kematian.
(4) Tahu beberapa lagu untuk jiwa-jiwa orang meninggal.
c. Untuk Penegak yang beragama Protestan
:
(1) Turut serta dalam kesaksian dan
pelayanan Gereja sesuai dengan bakat dan kemampuannya..
(2) Bersedia mengikuti pengajaran agama
(Katekhesasi).
d. Untuk Penegak yang beragama Hindu :
(1) Tahu arti Dhayana, Yoga, Samadhi.
(2) Dapat menjelaskan istilah-istilah
tersebut dalam SKU untuk Pramuka golongan Siaga, golongan Penggalang, dan
golongan Penegak di bidang pendidikan agama Hindu.
e. Untuk Penegak yang beragama Budha :
(1) Tahu arti Panca Sadha.
(2) Dapat menjelaskan istilah-istilah tersebut dalam SKU untuk
Pramuka golongan Siaga, golongan Penggalang, dan golongan Penegak di bidang
pendidikan agama Budha.
PRAMUKA GARUDA
Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan (Siaga,
Penggalang, Penegak, Pandega). Seorang peserta didik yang telah mencapai
tingkatan terakhir dalam golongannya, dan telah memenuhi persyaratan SKK
Garuda, berhak mengajukan permohonan kepada Kwartir melalui pembina gudepnya
untuk dapat mengikuti uji kelayakan untuk dapat naik ke tingkatan Garuda.
Setelah mengajukan permohonan, Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu
tentang kelayakan, baik dalam segi mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan.
Setelah dinilai cakap dan memenuhi persyaratan, calon Pramuka Garuda akan
diinterview oleh tim penguji yang terdiri dari tokoh kwartir, gugus depan,
guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
Setelah lulus tes interview dan tes kecakapan,
seorang peserta didik akan dilantik menjadi Pramuka Garuda. Pelantikan
biasanya diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna khusus, baik bagi
peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal: hari ulang tahun
atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh Tim Penguji, orang tua dan
tokoh Pramuka.
Syarat Pramuka Garuda
Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak
Seorang Pramuka Penegak ditetapkan sebagai Pramuka Garuda
jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
A. Menjadi contoh yang baik dalam gugusdepan, di
rumah, di sekolah, di tempat kerja atau di dalam masyarakat, sesuai dengan isi
Trisatya dan Dasadarma.
D. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk
Pramuka Penegak,
sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus,
sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan tiga macam TKK tingkat Madya,
yaitu :
1)
Lima buah
TKK wajib yang dipilih di antara :
a)
TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
b)
TKK Pengatur Rumah
c)
TKK Juru Masak.
d)
TKK Berkemah.
e)
TKK Penabung.
f)
TKK Penjahit.
g)
TKK Juru Kebun
h)
TKK Pengaman Kampung
i)
TKK Pengamat
j)
TKK Bidang Olah Raga, misalnya gerak jalan, berenang, dan lain-lain.
2)
Lima buah
TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
E. Sedikit-dikitnya sudah tiga kali mengikuti
pertemuan-pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak, di tingkat ranting, cabang,
daerah, nasional atau internasional.
F. Tergabung dalam Satuan Karya, dan dapat
menyelenggarakan suatu proyek produktif yang bersifat perorangan atau bersifat
bersama, sesuai dengan Satuan Karya yang diikutinya.
G. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung
Tabanas yang rajin dan teratur.
H. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum
dalam salah satu bidang seni budaya, atau membantu menyelenggarakan pertunjukan
kesenian.
I. Dapat menjalankan dan memimpin salah satu cabang
olah raga, yang dipilih dari cabang olahraga atletik, renang, senam, bela diri,
gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.
J. Pernah ikut serta dalam kegiatan memikirkan,
merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembangunan masyarakat di
lingkungannya.
Bentuk
penghargaan bagi Pramuka Garuda berbentuk medali, memiliki pita dengan warna
pinggiran putih dan warna garis tebal di tengah merah, di ujung pita terdapat
medali yang terbuat dari metal berbentuk segi lima bergambarkan Burung Garuda
yang memiliki tunas kelapa di dadanya, dan memegang pita bertuliskan: SETIA,
SIAP,SEDIA yang mengambarkan sikap yang dimiliki setiap Pramuka Garuda.
Cara mengenakan medali
Medali
dikalungkan dengan pita berada dibawah kacu/dasi dengan ujung medali berada di
luar, di depan kacu/dasi dan bila dikalungkan berada tepat di ujung tulang
dada. Hanya dikenakan pada upacara resmi.
Warna dasar
bagi medali tadi beragam, sesuai dengan warna dasar golongan. Bagi Siaga Garuda
berwarna hijau, bagi Penggalang Garuda berwarna merah, bagi Penegak Garuda
berwarna kuning, bagi Pandega Garuda berwarna cokelat.
TANDA KECAKAPAN KHUSUS (TKK )
Contoh PROGRAM KERJA AMBALAN
PROGRAM KERJA GERAKAN PRAMUKA
AMBALAN PUTRA-PUTRI WANA KENCANA
PANGKALAN SMAN 3 DURI
I. PENDAHULUAN
Musyawarah Gugus Depan (Mugus) merupakan
pertemuan antara Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kepala Sekolah), Pembina
dan Anggota Pramuka Penegak untuk membahas program kerja Ambalan Putra-Putri
Wana Kencana tahun 2007/2008. dimana diharapkan program kerja Ambalan dapat di
ikuti oleh gugus depan dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan.
Program kerja Ambalan putra-putri Wana
Kencana tahun 2007/2008 disusun berdasarkan skala prioritas dan merupakan
program kerja jangka pendek yang disesuaikan dengan kalender pendidikan maupun
nasional.
Untuk melaksanakan
progja Ambalan tahun 2007/2008. Gugus depan mengajukan usulan kegiatan
pramuka kepada ketua majelis pembimbing gugus depan (Ka.Mabigus) untuk mendapatkan dukungan anggaran sedangkan usulan kegiatan tidak disetujui tetap menjadi Progja 2007/2008 dengan anggaran diusahakan secara swadaya.
pramuka kepada ketua majelis pembimbing gugus depan (Ka.Mabigus) untuk mendapatkan dukungan anggaran sedangkan usulan kegiatan tidak disetujui tetap menjadi Progja 2007/2008 dengan anggaran diusahakan secara swadaya.
II. KOMISI PROGRAM
A. ANGGOTA MUDA
Pramuka Penegak dan Pandega adalah anggota
muda, Program kerja Pramuka Penegak dan Pandega, berupa;
- Kursus Brigade Penolong
- Perkemahan Bina Rohani
- Latihan Dasar Kepemimpinan
- Kursus Pengelola Dewan Kerja Ambalan (KPDKA)
- Perkemahan SAKA (Satuan Karya)
- Pelatihan Teknologi Komunikasi
- Kursus Mahir Dasar
- Pelantikan Penegak Bantara (TB), Laksana (TL), Garuda
- Pelantikan Pandega
- Pembinaan bidang Seni, Budaya dan olah raga
- Pelatihan Internet
- Rapat Undangan Khusus
- Partisipasi Kegiatan
B. ANGGOTA DEWASA
1. Pembina Pramuka
Program Kegiatan
dan Pelatihan Pembina Pramuka sesuai dengan kalender pelatihan yang sudah
dijadwalkan berupa;
- Kursus Mahir Dasar (KMD)
- Kursus Mahir Lanjutan (KML)
- Kursus Keterampilan Perkemahan (KKP)
- Karang Pamitran (KP)
2. Pelatih
- Kursus Pelatih Dasar (KPD)
- Penyegaran Pelatih
- Lokakarya
3. Majelis Pembimbing
- Kursus Orientasi bagi Kepala Sekolah
- Kursus Orientasi Kepramukaan bagi Majelis Pembing
III. KOMISI MANAJEMEN, KEUANGAN DANA DAN
USAHA
A. MANAJEMEN
Program kerja
menajemen dalam jangka pendek berupa;
- Kunjungan kerja gugus depan
- Kursus Manajemen Gugus Depan
- Penilaian Gugus Depan
- Mengembangkan Gugus Depan yang lengkap dan terbuka
B. KEUANGAN
Program kerja
bidang keuangan dalam jangka pendek, berupa;
- Menyempurnakan mekanisme keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku
- Efisiensi pengelolaan keuangan dan dana
- Inventarisasi sumber dana yang bias diterima secara rutin
- Menyusun rencana anggaran pengeluaran rutin secretariat pertahun
C. USAHA DAN DANA
Program kerja usaha
dan dana dalam jangka pendek berupa;
- Menyiapkan dan menyelenggarakan kedai pramuka
- Memberdayakan gedung dan secretariat yang lebih baik
- Menyelenggarakan berbagi kegiatan penggalangan dana melalui:
·
Kursus Keterampilamn Seni dan MC
·
Lokarkarya Pendidikan dan Hukum
·
Malam dana Pramuka melalui pameran hasta
karya peserta didik
·
Penggalangan dana melalui sponsorship
Penggalangan dana
melalui donator dari : Ka.Mabigus, Mabi, Tokoh Masyarakat, Pengusaha,
Perusahaan, Purna Anggota Mabi, Dewan Kerja dan Pimpinan Saka
IV. KOMISI KOMUNIKASI
Dalam rangka
meningkatkan citra Gerakan Pramuka baik ke dalam maupun ke luar, perlu
peningkatan peran bidang komunikasi untuk menyampaikan berbagai aktifitas
kegiatan Pramuka baik melalui media cetak maupun elektronik.
A. HUMAS
- Program kerja bidang humas dalam jangka pendek berupa;
- Orientasi kehumasan tentang komunikasi dalam PRamuka dan aktivitasnya
- Pelatihan internet
B. MEDIA CETAK
Program kerja
bidang media cetak dalam jangka pendek, berupa;
- Membuat pers release ke media masa tentang kegiatan pramuka Ambalan Putra-Putri Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
- Membuat papan informasi sebagai sarana informasi dari dan kejajaran Gerakan Pramuka
C. MEDIA ELEKTRONIKA
Program kerja
bidang media elektronika dalam jangka pendek, berupa;
- Mengadakan pendekatandan upaya kerjasama dengan stasiun radio dan televise baik pemerintah maupun swasta
- Membuat film pendek tentang aktifitas kepramukaan Ambalan Putra-Putri Wana Kencana Pangkalan SMA Rimba Madya Bogro baik ekgiatan di dalam maupun kegiatan di luar Ambalan
D. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Program kerja
penelitian dan pengembangan (Litbang) dalam jangka pendek, berupa;
- Menyelenggarakan survey dilingkungan anggota Pramuka untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan peserta didik
- Menyelenggarakan survey ke lingkungan masyarakat dan Majelis pembimbing untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan serta memperoleh masukan untuk kemajuan Gerakan Pramuka.
- Pelatihan penelitian bagi pembina Pramuka
- Pelatihan penelitian bagi pelatih Pramuka
E. HUBUNGAN LUAR
Program kerja hubungan luar dalam jangka
pendek, berupa;
- Mengadakan pendekatan dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta unmtuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan
- mengadakan bakti sosial kepanti asuhan
F.
LAIN-LAIN
Selain menghasilkan program kerja tahun
2007/2008. Musyawarah Gugus Depan (Mugus) tahun 2007, menetapkan:
- Visi dan Misi Gerakan Pramuka Ambalan Putra-Putri Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
- Strategi pembinaan anggota Gerakan Pramuka Ambalan Putra-Putri Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
G. KESIMPULAN
Musyawarah Gugus Depan tahun 2007 telah
berjalan dengan baik dan lancar, Kesimpulan yang dapat di ambil dari
pelaksanaan Mugus 2007, sebagai berikut:
- Program kerja putra putri Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008 dapat diterima dan dijadikan acuan bagi penyelenggaraan kegiatan di gugus depan untuk meningkatkan intensitas kegiatan yang berjenjang dan berkesimpulan.
- Progja Ambalan putra putri Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008 merupakan progja gugus depan yang akan dilaksanakan oleh Ambalan sebagai evaluasi pelaksanaan latihan-latihan peserta didik dan sumber didik di pangkalan SMA Rimba Madya Bogor.
- Progja 2007/2008 diprioritaskan pada peningkatan kegiatan anggota muda, penambahan jumlah pembina dan pelatih Pembina Pramuka, pemberdayaan asset dan akses gugus depan, efisiensi dan peningkatan anggaran keuangan serta mengupayakan peningkatan citra Gerakan Pramuka Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008.
PENUTUP
Demikian program
kerja ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya dan program kerja ini
dapat berubah disesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
NAVIGASI DARAT
PENDAHULUAN
Navigasi
adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan
secara tepat, atau navigasi adalah navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol
arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga
sampai ke tujuan. Dalam arti yang lebih sempit, navigasi telah dikenal oleh
bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa Eskimo tua sejak 4500 tahun yang
lalu.
Pada
awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun
dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan
sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut
navigator.
Untuk
dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas
dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan / menentukan tempat
kedudukan setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan
sekitar selama perjalanan dilakukan.
Menyadari
betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas
serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam
bebas”.
PETA
Peta adalah gambaran
sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang
datar dengan metode dan perbandingan tertentu.
Di
Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi
Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS
(American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun
1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar
kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 :
25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya
berwarna.
Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi :
1.
Peta Umum;
yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun
kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :
a. Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang
umum.
b. Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah
yang luas, negara atau benua.
c. Peta Dunia;
peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia.
2.
Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang
khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta
triangulasi, peta pariwisata, dll.
Peta berdasarkan skalanya digolongkan menjadi :
a. Peta Kadaster
1 : 100 sampai 1 : 5.000
b. Peta berskala besar
1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
c. Peta berskala sedang
1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
d. Peta berskala kecil
1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
e. Peta Geografi
1 : 1.000.000 ke atas
Bagian-bagian Peta :
1.
Judul; menyatakan
lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya terdapat diatas.
2.
Penerbit;
menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.
3.
Nomor;
sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk
bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.
4.
Tahun;
menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data
yang disajikan akan semakin akurat.
5.
Legenda;
yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah
peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
6.
Skala/Kedar;
yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu :
a. skala angka/fraksi
1 : 50.000
b. skala verbal/perkataan
“satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter”
7.
Koordinat ;
yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik
pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem
sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
a.
Koordinat
Geografis (Geographycal Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan
bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang
(lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa.
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat
geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering
disebut satu karvak) lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu
karvak sama dengan 30 detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak
sama dengan 1 menit (60”).
Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS
b.
Koordinat
Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan
dalam ukuran jarak setiap titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan
berada disebelah barat Jakarta (06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor
urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur.
Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka
dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak
sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat
langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi
terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat
grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm).
8.
Kontur;
yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di
lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.
Karakteristik Garis Kontur Ketinggian :
1. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu
mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
2. Garis kontur ketinggian tidak akan
saling berpotongan dan tidak bercabang.
3. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang terputus.
4. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar rapat.
5. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung
keluar menjauhi puncak berbentuk
“U” menggambarkan punggungan.
6. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung
kedalam mendekati puncak
berbentuk “∩” menggambarkan lembah.
7. Garis kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis berbulu.
8. Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
9. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur
yang berurutan (interval kontur) merupakan bilangan tetap.
10. Interval kontur sama dengan skala peta dibagi
2000. Rumus ini tidak berlaku apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar
atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah mencari interval kontur adalah
selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga
interval kontur.
KOMPAS
Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah
dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno
yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M.
Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu
menunjukkan arah utara dan selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya
gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum
kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan
kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar
1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara peta, utara
sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.
Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi
dua jenis yaitu :
- Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam
suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva.
- Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan
kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.
- Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta
kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.
Bagian –bagian
kompas antara lain :
1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya
komponen-komponen kompas.
2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan
pada posisi bagaimanapun (dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet
lain dan jarum tidak terhambat perputarannya.)
3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat
sistem mata angin.
Cara Penggunaan kompas :
Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting
diperhatikan adalah kompas harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui
garis fisir, sedangkan pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang
paling penting diperhatikan adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara
peta.
Faktor kesalahan pada sudut bacaan kompas
Penyebab dari
kesalahan ini antara lain :
-
Karena
benturan dengan benda keras.
-
-Cairan
yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca),
sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.
-
-Ada
kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus
dengan garis penunjuk arah bacaan.
-
-Garis
penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik
objek.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas
yaitu :
-
Jauhkanlah
dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau,
gunting, victorinoks, dll
-
Jauhkan
dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.
-
Sesama
kompas dilarang saling berdekatan !!!!
TEKNIK PETA KOMPAS
Sebelum
masuk pada teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan Back
azimuth. Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik
bumi (sudut kompas) sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth. Cara
praktisnya sebagai berikut :
Jika
Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180°
Jika
Azimuth >180° maka Back Azimuthnya = Azimuth - 180°
Orientasi Peta
Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta
dengan medan sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara kompas).
Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal
dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini
dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi minimal
anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi
untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
Cara-cara
orientasi peta antara lain :
-
Cari tempat
terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
-
Letakkan peta pada medan datar.
-
Samakan utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan
demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.
-
Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan
temukan tanda-tanda tersebut dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.
-
Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan
sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap benda medan
(sifat-sifat garis kontur).
Resection
Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi
sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya perlu mencari
satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah
melakukan resection :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di
lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu
pada tanda-tanda medan tersebut.
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi
kita dengan menggunakan kompas bidik.
5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta
dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan
sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari
sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta.
Intersection
Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke
tempat tersebut.
Langkah-langkah
melakukan Intersection adalah :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Lakukan resection untuk memastikan
posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam
peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan
posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1 – 3.
6. Perpotongan garis perpanjangan dari
dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud.
Menentukan Arah Tanpa Kompas
1. Dengan Tanda-Tanda Alam
- Kuburan Islam Menghadap Utara
- Mesjid menghadap kiblat, untuk
Indonesia menghadap ke barat laut
- Bagian pohon yang berlumut tebal
menunjukkan arah timur, karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari.
2. Dengan Jarum Jam Arloji
Jika berada di daerah sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam
diarahkan ke matahari, garis pembagi sudut antara jarum kecil tersebut dengan
angka 12 menunjukkan arah utara. Jika berada di daerah sebelah selatan
khatulistiwa, caranya sama, hanya yang didapat adalah arah selatan.
3. Dengan Perbintangan
Perhatikan rasi bintang Crux (Bintang
Salib atau Gubuk Penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon
dari tempat kita adalah Selatan.
Penampang Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proposional bentuk
jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur
sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi,
dan sudut pandangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkannya
bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut
ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira
bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari
peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan
Berapa manfaat penampang lintasan :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan
kondisi keterjalan dan kecuraman medan.
3. Dapat mengetahui titik ketinggian dan
jarak dari tanda medan tertentu.
Untuk menyusun penampang lintasan biasanya
menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari
peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan :
a. Siapkan peta
yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang
diruncing , penggaris dan penghapus
b. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x
mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat.
Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl.
Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik
tertinggi atau diatasnya.
c. Tempatkan titik awal di sumbu x = 0
dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu beda perubahan kontur
berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan
perubahan kontur pada jalur yang akan anda buat. Demikian seterusnya hingga
titik terakhir.
d. Perubahan satu kontur diwakili oleh
satu titik. Titik tersebut dihubungkan satu sama lainnya hingga membentuk
penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
e. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda
medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncak, dan titik aktivitas anda
(biasanya berupa titik bivak/camp dan titik istirahat), ataupun tanda medan
lainnya.
Catatan :
informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih
membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
SAR ( SEARCH AND RESCUE )
SAR bukanlah sesuatu yang asing di telinga para
penjelajah alam, termasuk pramuka, dan masyarakat. Namun, juga tidak banyak
yang diketahui mengenai SAR itu sendiri. Bahkan singkatannya saja tidak banyak
yang tahu.
Materi
ini diberikan agar memudahkan tim SAR untuk menemukan kita apabila kita tersesat saat mendaki gunung.
ü
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR terdapat 4 unsur yang bias
dijadikan penentu keterampilan yang dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya
suatu tim SAR dalam melakukan operasinya, yaitu:
1.
Locate
Kemampuan untuk melakukan lokasi korban. Hal ini
memerlukan pengetahuan mengenai data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan
dan yang lainnya.
2.
Reach
Kemampuan untuk mencapai korban. Hal ini memerlukan
keterampilan mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta,
kompas, membca jejak, dan lainnya.
3.
Stabilize
Kemampuan untuk menenangkan korban. Dalam hal ini
mutlak diperlukan kemampuan P3K, gawat darurat dan lain sebagainya.
4.
Evacuate
Kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan
keterampilan seperti halnya REACH.
Selain
itu, pengetahuan tentang komunikasi juga mutlak dibutuhkan agar setiap
perkembangan operasi SAR bisa dilaporkan kepada atasan.
ü
Tahapan SAR
Ada
beberapa tahapan SAR, yaitu:
- Awerness Stage (tahapan keragu-raguan), sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
- Initial Action (tahapan kesiapan), melaksanakan segala sesuatunya sebagai tanggapan terhadap suatu kecelakaan, termasuk juga mendapatkan segala informasi mengenai korban.
- Planning Stage (tahapan perencanaan), pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang diperlukan.
- Operation Stage (tahapan operasi), seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai.
- Report Stage (tahapan laporan), terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah dilaksanakan.
ü
Bagan Organisasi SAR
1.
SAR
COORDINATOR (SC)
Seorang pejabat wilayah yang karena jabatan,
memiliki fungsi wewenang dapat memberiakan dukungan yang diperlukan kepada
Kantor Koordinator SAR (KKR) untuk melaksanakan organisasi SAR.
2.
SAR
MISSION COORDINATOR (SMC)\
Bertugas pada kejadian SAR, melaksanakn evaluasi
kejadian, perencanaan, serta koordinasi pencarian, sejak ditunjuk sebagai SMC
hinga sampai operasi dinyatakan selesai. Jika wilayah pencaria terlalu luas,
dapat ditunjuk beberapa SMC dengan batas wilayah pencarian masing-masing yang
jelas.
3.
ON
SCENE COMMANDER (OSC)
Ditunjuk oleh SMC untuk koordinasi dan pengaturan
suatu misi SAR di tempat kejadian. Jika pencarian menggunakan lebih dari dua
unit SAR maka harus ada OSC.
4.
SEARCH
RESCUE UNIT (SRU)
Merupakan tim yang secara nyata melaksanakn operasi
SAR. Wewenangnya terbatas pada pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh
OSC/SMC.
ü
PENCARIAN PADA OPERASI
SAR
Pola Teknis Pencarian
Berikut
adalah beberapa dari pola teknis pencarian pada operasi SAR yaitu:
1.
Track
(T)
- Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dan jalur perjalanan yang direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
- Selalu dianggap bahwa sasaran/korban masih di sekitar atau dekat dengan garis rute.
2.
Parallel
(P)
- Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar.
- Hanya mempunyai posisi duga.
- Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbentuk segi empat.
3.
Creeping
(C)
- Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
- Kalau di punggungan gunung, regu pencarian dengan pola ini akan turun ke jurang-jurang atau dataran yang lebih rendah.
4.
Square
(SQ)
- Biasanya digunakan pada daerah yang datar.
- Dengan pola ini peritungan popsisi juga harus merupakan kemungkinan yang tepat.
- Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan.
5.
Sector
(S)
- Lokasi atau posisi diketahui
- Daerah yang dicari tidak luas
- Daerah pencarian berbentuk lingkaran
- Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
6.
Contour
(CT)
- Digunakan di bukit-bukit.
- Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi.
7.
Barrier
(B)
- Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang pasti bahwa korban akan lewat dengan melihat ketentuan lingkungan.
- Digunakan jika regu pencari danpenyelamat tidak bias mendekati tempat yang terkena musibah.
ü
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Pola Pencarian
Dari
sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan tersrebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut:
- Ketepatan posisi korban.
- Luas dan bentuik daerah pencarian
- Jumlah dan jenis SRU yang tersedia.
- Cuaca di an ke daerah pencarian.
- Jarakm basecamp SRU kelokasi musibah.
- Kemamp[uan peralatan Bantu navigasi di daerah kejadian.
- Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui.
- “probability of tection” yang dipilih.
- Medan di daerah kejadian.
- Kualitas dari SMC dan OSC beserta staffnya.
- Dukungan logistic ke daerah pencarian.
ü
Taktik Pencarian
Taktik
pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal
itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu:
1.
Preliminary
Mode
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi
awal, mengkoordinir regu-regu pencari, membentuk pos pengendali perencanaan
pencarian awal dan lain sebagainya.
2.
Confinement
Mode
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter)
untuk mengurung korban dalam area pencarian.
3.
Detection
Mode
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga
menggunakan pencarian potensial. Pada area tersebut diperhitungkan ditemukannya
korban ataupun jejak atau sesuatu yang tercecer atau yang ditinggalkan oleh
korban.
4.
Tracing
Mode
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban.
Biasanya pelacakan ini dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih
mencari da membaca jejak.
5.
Evacuation
Mode
Memberika perawatan dan membawa korban utuk
perawatan yang lebih lanjut jika diperlukan.
Di
Indonesia pelaksanaan operasi SAR ditujukan pada musibah transportasi udara dan
laut, sesuai keputusan presiden tentang pembentukan BASARNAS. Untuk musibah
pada pendakian gunung atau kegiatan alam bebas lainnya, operasi SAR belum
seresmi BASARNAS. Pada umumnya kegiatan SAR gunung di Indonesia lebih sering
dimotori oleh kelompok pendaki gunung dan juga dibantu oleh ABRI atau
kepolisian.
Post a Comment